Back to Top

Hi, Guest!

  LOKASI :  Kota Administrasi Jakarta Barat

Bergabung Selama :

BAGIKAN :   

Bagikan :
  • Jahe ( Zingiber officinale)

Jahe ( Zingiber officinale)

Update Terakhir
:
08 / 12 / 2019
Min. Pembelian
:
10 Lembar
Dilihat Sebanyak
:
170 kali
Harga
CALL
Bagikan
:

Perhatian !

Perusahaan ini terdaftar sebagai Free Member. Hindari melakukan pembayaran sebelum bertemu penjual atau melihat barang secara langsung. COD (Cash On Delivery) atau bertemu langsung dengan penjual merupakan metode transaksi aman yang kami sarankan.

Detail Jahe ( Zingiber Officinale)

Jahe ( Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu jenis tanaman yang termasuk kedalam suku Zingiberaceae. Nama Zingiber berasal dari bahasa Sansekerta “ singabera” ( Rosengarten 1973) dan Yunani “ Zingiberi” ( Purseglove et al. 1981) yang berarti tanduk, karena bentuk rimpang jahe mirip dengan tanduk rusa. Officinale merupakan bahasa latin ( officina) yang berarti digunakan dalam farmasi atau pengobatan ( Janson 1981) . Jahe dikenal dengan nama umum ( Inggris) ginger atau garden ginger. Nama ginger berasal dari bahasa Perancis: gingembre, bahasa Inggris lama: gingifere, Latin: ginginer, Yunani ( Greek) : zingiberis ( ¶ ¹ ³ ³ ¯ ² µ Á ¹ Â ) . Namun kata asli dari zingiber berasal dari bahasa Tamil inji ver. Istilah botani untuk akar dalam bahasa Tamil adalah ver, jadi akar inji adalah inji ver. Di Indonesia jahe memiliki berbagai nama daerah. Di Sumatra disebut halia ( Aceh) , beuing ( Gayo) , bahing ( Karo) , pege ( Toba) , sipode ( Mandailing) , lahia ( Nias) , sipodeh ( Minangkabau) , page ( Lubu) , dan jahi ( Lampung) . Di Jawa, jahe dikenal dengan jahe ( Sunda) , jae ( Jawa) , jhai ( Madura) , dan jae ( Kangean) . Di Sulawesi, jahe dikenal dengan nama layu ( Mongondow) , moyuman ( Poros) , melito ( Gorontalo) , yuyo ( Buol) , siwei ( Baree) , laia ( Makassar) , dan pace ( Bugis) . Di Nusa Tenggara, disebut jae ( Bali) , reja ( Bima) , alia ( Sumba) , dan lea ( Flores) . Di Kalimantan ( Dayak) , jahe dikenal dengan sebutan lai, di Banjarmasin disebut tipakan. Di Maluku, jahe disebut hairalo ( Amahai) , pusu, seeia, sehi ( Ambon) , sehi ( Hila) , sehil ( Nusalaut) , siwew ( Buns) , garaka ( Ternate) , gora ( Tidore) , dan laian ( Aru) . Di Papua, jahe disebut tali ( Kalanapat) dan marman ( Kapaur) . Adanya nama daerah jahe di berbagai wilayah di Indonesia menunjukkan penyebaran jahe meliputi seluruh wilayah Indonesia. Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bisa dilakukan di daerah katulistiwa seperti Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Saat ini Equador dan Brasil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia. Dalam sistematika tumbuhan, tanaman jahe termasuk dalam kingdom Plantae, Subkingdom Tracheobionta, Superdivisi: Spermatophyta, Divisi: Magnoliophyta/ Pteridophyyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Liliopsida-Monocotyledoneae, Subkelass: Zingiberidae, Ordo: Zingiberales, Suku/ Famili: Zingiberaceae, Genus: Zingiber P. Mill. Species: Zingiber officinale ( Roscoe, 1817) ( US National Plant Database 2004) . Sinonim nama jahe adalah : Amomum angustifolium Salisb., dan Amomum zingiber L. Ada sekitar 47 genera dan 1.400 jenis tanaman yang termasuk dalam dalam suku Zingiberaceae, yang tersebar di seluruh daerah tropis dan sub tropis. Penyebaran Zingiber terbesar di belahan timur bumi, khususnya Indo Malaya yang merupakan tempat asal sebagian besar genus Zingiber ( Lawrence 1951: Purseglove 1972) . Di Asia Tenggara ditemukan sekitar 80-90 jenis Zingiber yang diperkirakan berasal dari India, Malaya dan Papua. Namun hingga saat ini, daerah asal tanaman jahe belum diketahui. Jahe kemungkinan berasal dari China dan India ( Grieve 1931; Vermeulen 1999) namun keragaman genetik yang luas ditemukan di Myanmar ( Jatoi et al. 2008) dan India, yang diduga merupakan pusat keragaman jahe ( Ravindran et al. 2005) . Jahe memiliki jumlah kromosom 2n= 2x= 22, namun beberapa kultivar jahe diketahui sebagai poliploid ( Kubitzki, 1998) . Darlington dan Ammal ( 1945) dalam Peter et al. ( 2007) melaporkan terdapat jenis Z. officinale yang memiliki jumlah kromosom sebanyak 28. Darlington dan Wylie ( 1955) juga menyatakan bahwa pada jahe terdapat 2 kromosom B. Rachmandran ( 1969) melakukan analisis sitologi pada 5 spesies Zingiber dan menemukan pada seluruh spesies memiliki jumlah kromosom 2n= 22. Ratnabal ( 1979) mengidentifikasi kariotipe 32 kultivar jahe ( Z. officinale) dan menemukan seluruh kultivar jahe memiliki kromosom somatik berjumlah 22 dan ditemukan pula adanya kromosom asimetris ( kromosom B) pada seluruh kultivar kecuali kultivar Bangkok dan Jorhat. Beltram dan Kam ( 1984) dalam Peter et al. ( 2007) mengobservasi 9 Zingiber spp. dan menemukan bahwa Z. officinale bersifat aneuploid ( 2n= 24) , polyploid ( 2n= 66) dan terdapat B kromosom ( 2n= 22+ 2B) . Tetapi Etikawati dan Setyawan ( 2000) , Z. officinale kultivar jahe putih kecil ( emprit) , gajah dan merah memiliki jumlah kromosom 2n= 32. Eksomtramage et al. ( 2002) mengamati jumlah kromosom 3 spesies Z. officinale asal Thailand dan menemukan 2n= 2x= 22. Yulianto ( 2010) menyatakan jumlah kromosom jahe putih dan jahe merah yakni 2n= 24= 22+ 2B. Rachmandran ( 1969) melakukan analisis sitologi pada 5 spesies Zingiber, selain menemukan jumlah khromosom pada seluruh spesies 2n= 22 juga membuktikan adanya struktur pindah silang akibat peristiwa inversi. Observasi pada fase metaphase mitosis menemukan bahwa jahe diploid ( 2n= 2x= 22) memiliki panjang kromosom rata-rata 128.02 ¼ m dan lebar 5.82 ¼ m. Rasio lengan kromosom terpanjang dan terpendek adalah 2.06: 1, hampir 45, 5% kromosom memiliki 2 lengan dan terdapat 2 kromosom yang berbeda ( Zhi-min et al. 2006) . Adanya variasi pada jumlah kromosom merupakan suatu mekanisme adaptasi dan pembentukan spesies pada tanaman. Hal ini juga menjadi penyebab terjadinya variasi genetik pada jahe. Selain itu ditemukannya struktur pindah silang diduga menjadi penyebab rendahnya fertilitas tepung sari yang menyebabkan pembentukan buah dan biji pada jahe jarang terjadi. ada tiga jenis jahe di pasaran Jahe gajah/ jahe badak: Merupakan jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Bentuknya besar gemuk dan rasanya tidak terlalu pedas. Daging rimpang berwarna kuning hingga putih Jahe merah : Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan kulit warna merah, serat lebih besar dibanding jahe biasa. Jahe kuning : Merupakan jahe yang banyak dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi lokal. Rasa dan aromanya cukup tajam. Ukuran rimpang sedang dengan warna kuning.
Tampilkan Lebih Banyak